Sobat semua roadtrip kali ini bidikannya adalah kota Solo, tepatnya Pasar Gedhe Solo, yang merupakan ikon unik wisata kuliner. Rute yang akan kami tempuh melalui Tol baru, Klaten Kartasura. Untuk menuju gerbang Tol di Klaten ini dari Gamping Sleman berjarak sekitar 50 km. Selanjutnya kita akan memasuki Tol Kartasura-Klaten sepanjang 22,3 km. Tol Kartasura-Klaten ini merupakan bagian dari Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo Seksi I. Via Tol ini perjalanan menjadi lebih singkat. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuksampai ke Kartasura.
Selanjutnya perjalanan dari Colomadu menuju Pasar Gede Solo, dengan jarak sekitar 11 km dengan waktu tempuh sekitar 25 menit. Pasar Gede Solo adalah pasar yang kental dengan sejarah. Selain itu, pasar yang berdiri sejak 1927 ini juga menjadi pusat wisata kuliner bagi wisatawan yang ingin jajan dan menikmati makanan khas Solo. Tak cuma makanan tradisional, kini Pasar Gede Solo juga menjadi pusat kuliner untuk makanan kekinian. Simak apa saja kuliner, jajanan, dan oleh-oleh khas yang bisa kamu dapatkan di pasar ini..
Pasar Gede Solo dibangun tahun 1927, yakni pada masa raja Pakubuwono X. Ditulis bahwa pembangunan pasar ini menghabiskan dana 300 ribu gulden atau sekitar Rp 2,5 miliar jika dikonversi dengan kurs sekarang. Arsiteknya adalah orang Belanda yang juga merancang banyak bangunan penting di Indonesia, yaitu Thomas Karsten.
Pasar Gede terletak di jalan Urip Sumohardjo di seberang Balai Kota Surakarta, di persimpangan jalan yang dulu disebut Jalan Ketandan, Cokronegaran, dan Warungpelem. dan terletak di Kelurahan Sudiroprajan. Pasar Gede dan sekitarnya merupakan daerah pecinan, Chinatown, kota Surakarta; banyak orang keturunan Tionghoa tinggal dan berdagang di situ.
Pasar Gede Solo bukan sekadar tempat berbelanja, tetapi juga pusat budaya dan kuliner yang kaya akan tradisi. Pasar Gedhe di Kota Solo ini memiliki Arsitektur bangunan yang sangat menarik. Mengapa demikian? Arsitektur Pasar Gede Solo yang unik memadukan gaya Eropa dan Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bangunannya memiliki atap tinggi yang khas, jendela besar, dan ornamen-ornamen khas Jawa di berbagai sudut bangunan yang menambah nilai estetika. Kita akan merasakan atmosfer tempo dulu saat menjelajahi lorong-lorong Pasar Gede Solo yang ramai dengan warga lokal dan wisatawan.
Selain memiliki arsitek bangunan yang unik, Pasar Gedhe merupakan Pusat kuliner khas Solo. Salah satu daya tarik utama Pasar Gede Solo adalah kulinernya yang legendaris. Kita bisa menemukan berbagai macam makanan khas Solo yang menggugah selera, mulai dari jajanan pasar tradisional hingga hidangan berat di lantai 2.
Salah satu kuliner yang terkenal adalah minuman Dawet Telasih. Minuman segar khas Solo ini terbuat dari santan dan gula jawa dengan tambahan biji selasih yang umumnya tidak ditemukan pada dawet. Dawet telasih sangat populer di kalangan wisatawan luar Solo, sehingga seringkali pembeli harus mengantre untuk mendapatkannya. Semangkuk es dawet telasih dijual dengan harga sekitar Rp 12.000. Jika Anda menginginkan es dawet dalam kemasan cup, harganya menjadi Rp 15.000.
Selanjutnya ada juga Timlo. Timlo merupakan hidangan sup berkuah kaldu bening yang gurih dengan isian potongan sosis Solo goreng, daging ayam, telur, dan jeroan.
Tak kalah enaknya ada Tahok. Tahok atau kembang tahu yang disajikan dengan kuah jahe hangat ini menjadi favorit orang Solo. Teksturnya yang lembut meleleh di mulut dan memberikan kehangatan, menjadikannya pilihan tepat saat cuaca dingin. Seporsi tahok di Pasar Gede Solo dijual dengan harga terjangkau, yaitu sekitar Rp 10.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar